INFINITE LOVE
Cast : Kim Haneul (OC)
Nam Woohyun Infinite
Other Casts
Genre
: Romance, Straight, Angst
Hari ini adalah hari yang
bahagia untuk Kim Haneul, siswi senior di Wollim High School. Hari ini siswa senior di Woollim HS melaksanakan upacara kelulusan, dan malam
harinya pesta kelulusan diselenggarakan di sekolah, secara formal. Apa
yang membuat Haneul senang hari ini adalah, selain dia lulus di tahun
terakhir SMAnya , ia juga akan menghadiri pesta kelulusan dengan namja
yang sangat dicintainya, namja yang spesial, namjachingunya, Nam
Woohyun.
Sejak sore, ia sudah berada di depan cermin,
padahal pesta baru dimulai pukul 7 malam. Setelah mencoba berbagai macam
pakaian, ia putuskan untuk memakai mini dress berwarna merah yang
dilengkapi bolero bulu berwarna putih. Cuaca diluar cukup dingin, dengan
bolero yang cukup hangat mungkin bisa mengurangi rasa dingin itu, pikir
Haneul.Kini ia mulai merias wajahnya. Ia ingin tampil secantik mungkin
di hadapan pacarnya. Ia memilih make up natural malam itu. Ia tersenyum
melihat bayangan dirinya di depan cermin.
"Haneul, Woohyun sudah
datang." teriak umma Haneul dari arah ruang tamu. Haneul melirik ke arah
jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7.
*woah,
cepat sekali waktu berlalu* pikir Haneul sambil memakai high heels merah
yang cocok dengan dressnya. Ia menghela nafas sebelum membuka pintu
kamarnya. Ia berjalan pelan menunggu reaksi dari umma, appa dan . . . .
Woohyun.
Di sisi lain, Woohyun langsung menoleh ke arah
kamar Haneul saat ia dengar pintu kamar terbuka. Matanya terbuka lebar
melihat yeoja chingunya yang memakai mini dress warna merah itu. Ia
melihat ke wajah Haneul yang tersenyum. Woohyun ikut tersenyum.
"Kau
cantik sekali.." Woohyun berkata tulus saat Haneul sudah ada di
depannya. Pipi Haneul langsung merona merah.
"Kau juga sangat
tampan" balas Haneul sambil tersenyum. Woohyun tampak mengenakan setelan
jas hitam malam itu, dengan poni yang dibiarkan menutupi dahinya. Ia
mengulurkan lengannya ke Haneul, dan disambut dengan Haneul yang
melingkarkan lengan ke lengan Woohyun.
"Mr. Kim, Mrs. Kim ,
ijinkan aku membawa keluar anakmu. Akan kujaga dia baik-baik." kata
Woohyun sambil membungkukkan badan ke arah orang tua Haneul yang
tertawa mendengar Woohyun bicara seperti itu.
"Eh, kenapa kau ikut
membungkuk?" tanya Woohyun pada Haneul
"Tanganku menggandeng
tanganmu... jadi ya... bagaimana lagi hehe.." kata Haneul disambut
usapan kecil Woohyun di kepalanya.
"Ehm, Woohyun-ah, bisakan kau
yang mengantar Haneul pulang nanti? Kami berdua tidak akan ada dirumah.
Kami harus pergi keluar kota. Mungkin baru pulang besok sore." kata umma
Haneul. Saat itu juga Haneul cemberut.
"Padahal besok kan ulang
tahunku." katanya sambil menunduk. Lalu ia rasakan punggung tangannya
disgosok perlahan oleh Woohyun. Haneul tersenyum *itu berarti aku besok
hanya akan merayakan ulang tahunku bersama Woohyun oppa* .
"Ne,
aku akan mengantarnya pulang malam ini. Aku akan menjaganya, seperti aku
menjaga diriku sendiri. Em, tapi, apa perlu aku menemaninya tidur juga
malam ini?" Woohyun bertanya menggoda. Haneul mencubit pelan lengan
woohyun. Kedua orang tua Haneul tertawa. "Aku hanya bercanda. Kami
berangkat dulu." kata Woohyun cepat, lalu mereka berdua keluar rumah.
Angin dingin menerpa tubuh Haneul. Ia bergidik pelan.
"Pakai ini."
Woohyun memakaikan jasnya ke tubuh Haneul
"Tapi kau akan
kedinginan." kata Haneul hendak mengembalikan jas itu
"Aku membawa
jaket hehehehe" kata Woohyun yang disambut senyum kecut Haneul.
"Dasar.." katanya pelan
"Kau tidak apa-apa kan naik motor?"
Woohyun bertanya. Haneul mengangguk. Saat Woohyun sudah ada di atas
motor, Haneul bergegas menaikinya.
"Pegangan yang erat, chagi."
Haneul
pun langsung melingkarkan tangannya ke perut Woohyun dan Woohyun
langsung memacu motornya. Meskipun udara dingin, tapi Haneul hanya
merasa hangat disekujur tubuhnya. *berkat oppa* batin Haneul seraya
tersenyum.
"Yak, kita sampai." kata Woohyun begitu sampai
di parkiran sekolah. Haneul melepas helm dan jas Woohyun yang langsung
dipakai oleh Woohyun. Haneul merapikan rambutnya yang sedikit
acak-acakan tertiup angin. Woohyun langsung mengenggam tangan Haneul dan
mereka berdua memasuki aula tempat pesta berlangsung. Puluhan pasang
mata langsung mengarahkan pandangan begitu Haneul dan Woohyun memasuki
aula. Memang mereka berdua tampak begitu mencolok dan serasi. Tidak lama
kemudian pesta dimulai, setelah kepala sekolah menyampaikan selamat
kepada para senior yang mampu menyelesaikan tahun-tahun mereka di
Woollim HS dengan baik.
Woohyun langsung membawa Haneul ke
tengah lantai dansa. Saat mereka berdua menari, sekelompok yeoja
memandangi dengan sinis.
"Oppa, aku capek." kata Haneul
"Baiklah,
kita istirahat dulu." jawab Woohyun yang lalu membawa Haneul duduk di
pinggir aula. Ia sendiri lalu mengambil minum untuk dirinya dan Haneul.
"Hai
tampan ~" suara seorang yeoja mengagetkan Woohyun. Kim Hyunah, yeoja
yang terkenal sebagai playgirl di Woollim HS itu sudah berdiri di depan
Woohyun dengan senyum nakal. Woohyun hanya melihatnya sebentar lalu
kembali menuangkan minuman ke gelasnya.
"Kau sangat tampan hari
ini, Nam Woohyun." kini Hyunah lebih dekat dengan Woohyun dan menyentuh
kerah bajunya. Tangan Hyunah langsung di tepis oleh Woohyun
"Jangan
sentuh aku." kata Woohyun dingin sambil mencuri pandang ke arah Haneul.
Hyunah ikut melihat Haneul lalu tersenyum licik.
"Aku yakin
Haneul tidak keberatan jika aku "sedikit" menyentuhmu." Hyunah kembali
berkata sambi berusaha menyentuh pipi Woohyun. Tapi Woohyun menghindar
dan kembali ke tempat Haneul. Hyunah tertawa ditempatnya.
*lihat
saja nanti, Nam Woohyun. Kim Haneul, sebaiknya jaga pacarmu baik-baik.*
batin Hyunah lalu pergi ke gengnya.
Yang Woohyun tidak
tahu, Haneul dari tadi memperhatikan Hyunah saat ia mendekati namjanya
itu. Ia tidak tahan melihat Hyunah yang menyentuh Woohyun seperti tadi.
Ia segera menolehkan pandangannya ke arah lain. Dalam hati ia yakin,
Woohyun bukanlah orang yang gampang tergoda oleh rayuan gadis macam
Hyunah.
"Chagi, aku ke kamar mandi dulu." kata Woohyun
meninggalkan Haneul sendiri. Begitu Woohyun pergi, 2 orang yeoja yang
dikenal Haneul bernama Nam Jihyun dan Heo Gayoon mendekatinya. Dua orang
itu adalah teman Hyunah
"Jadi. . . . kau yeoja bernama Kim Haneul
itu?" kata Gayoon sambil memainkan rambut Haneul. Haneul langsung
menepis tangannya
"Ya. Apa masalah kalian?" pertanyaan Haneul
disambut tawa keduanya
"Kami tidak ada masalah denganmu, kami
hanya ingin mengingatkanmu." kata Jihyun tajam
"Kami sudah
mengenal Woohyun sejak lama, dia tidak sebaik yang kau kenal. Dia
hanyalah playboy yang suka mempermainkan wanita." sambung Jihyun. Haneul
hanya tersenyum sinis.
"Kalian kira aku akan percaya omongan
kalian? Kalian kira aku semudah itu tertipu? Tidak mungkin! Aku yakin
Woohyun oppa bukan seperti yang kalian bicarakan!" mereka berdua kembali
tertawa
"Kasihan sekali kau Haneul. Yeoja innocent sepertimu
adalah sasaran empuk bagi namja macam Woohyun." kata Gayoon. Ia dan
Jihyun lalu pergi meninggalkan Haneul yang masih kesal. Tapi kemudian
Jihyun berbalik
"Kami sudah mengingatkanmu Haneul. Jangan menyesal
jika terjadi sesuatu."
Mau tidak mau perkataan dua orang
yeoja itu membuat Haneul tidak tenang. Ia bergegas menuju arah kamar
mandi. Perasaannya bertambah tidak enak begitu ia melewati sebuah lorong
yang menuju kamar mandi. Dan benar saja. Ia langsung kaku melihat
pemandangan di depannya. Woohyun ada di depan kamar mandi, berciuman
dengan seorang yeoja, Kim Hyunah. Ia langsung menutupi kedua mulutnya.
Air mata sudah berkumpul dimatanya
"Ha..neul.." woohyun langsung
mendorong Hyunah menjauhinya
"I..ini tidak seperti yang kau
pikirkan."
PLAKK
Haneul mendaratkan
tamparannya ke pipi Woohyun lalu berlari keluar. Woohyun melihat ke arah
Hyunah dengan tatapan jijik, lalu berlari menyusul Haneul.
"Haneul,
tunggu!" Woohyun meraih punggung Haneul dan membuatnya menoleh ke
arahnya.
"Lepaskan aku!" Haneul berontak
"Haneul dengarkan
penjelasanku."
"TIDAK ADA YANG PERLU DIJELASKAN." teriak Haneul
lalu ia langsung mencegat taksi yang membawanya pulang. Woohyun, tidak
tinggal diam. Ia segera pergi ke motornya, dan pergi ke rumah Haneul.
Di
dalam taksi, Haneul hanya bisa menangis. Sebenarnya dari dulu Haneul
tau kalau Woohyun seorang playboy. Tapi ia sudah berjanji pada Haneul
untuk berubah saat ia menyatakan perasaanya pada Haneul. Haneul pun
tidak begitu saja menerimanya. Butuh waktu setahun lebih bagi Woohyun
untuk mendekati Haneul sebelum mereka benar-benar resmi menjadi sepasang
kekasih . Haneul pikir, Woohyun sudah benar-benar berubah. Tapi
kejadian tadi benar-benar membuatnya terluka.
Ketika ia
sampai di rumahnya, Woohyun sudah ada di teras rumahnya. Haneul
cepat-cepat menuju pintu tanpa melihat Woohyun
"haneul dengarkan
dulu." pinta Woohyun tapi tidak ditanggapi oleh Haneul. Woohyun kembali
mencengkeram lengan Haneul untuk memberinya penjelasan.
"Brengsek!
Lepaskan aku! Kau memang tidak bisa dipercaya Nam Woohyun!" bentak
Haneul
"Paling tidak dengarkan aku dulu." Woohyun balas membentak.
Ia cukup kesal karena pacarnya sendiri tidak mau mendengarkan
penjelasannya.
"Aku tidak perlu mendengarkan, aku sudah
melihatnya."
"Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Hyunah
tiba-tiba menciumku dan aku ....."
"Kau apa? Kau terlihat
menikmatinya? Benar kan? Kau begitu menikmatinya."
"Ya Tuhan
Haneul, tidak bisakah kau berhenti menyelaku dan biarkan aku
menjelaskannya?! Saat aku keluar dari kamar mandi Hyunah sudah ada di
sana dan dia langsung menciumku"
"Tidak bisakah kau mendorongnya?
Kenapa kau biarkan dia menciummu?!!"
"Aku mendorongnya Haneul. Kau
tadi lihat kan. AKU MENDORONGNYA!!"
Mereka berdua malah terlibat
dalam pertengkaran. Haneul masih saja tidak bisa percaya pada omongan
Woohyun, dan Woohyun juga menanggapinya dengan emosi karena Haneul tak
kunjung mempercayainya.
"Baiklah! AKu pergi dulu! Kau harus
menenangkan dirimu Haneul!" kata Woohyun memotong pertengkaran mereka
dan berlalu ke motornya
"Ya, pergi saja! Pergi saja setelah
membuatku sakit seperti ini!" Haneul berkata pelan sambil masuk ke
rumahnya. Ditutupnya pintu dengan keras. Dan ia terduduk bersandar di
pintu. Air mata kembali mengucur dari mata Haneul. *Kenapa kau harus
merusak hari ini, Kim Hyunah?*
-Flashback-
Woohyun
selesai dengan urusannya di kamar mandi. Sekali lagi ia memeriksa
dirinya di cermin lalu tersenyum. Ia ingin cepat-cepat keluar untuk
menemui Haneul. Tapi begitu pintu kamar mandi dibuka, Hyunah sudah ada
di depannya dan menarik jas Woohyun. Ia menyandarkan namja itu di
dinding luar kamar mandi.
"Apa yang kau lakukan Hyunah??"
bentak Woohyun
"Aku hanya ingin kita seperti dulu, kau
tau, melakukan hal yang menyenangkan seperti dulu lagi." hyunah berkata
menggoda sambil menyentuh pipi Woohyun. Tangan hyunah langsung
ditepisnya. Memang benar dulu Woohyun dan Hyunah sempat berpacaran,tapi
dulu. Sekarang Woohyun benar-benar hilang rasa padanya. Apalagi melihat
kelakuan Hyunah yang selalu menggoda seiap namja yang lewat.
"Jangan harap, Hyunah. Sekarang aku sudah punya Haneul yang jauh lebih
baik darimu." Woohyun hendak melangkah pergi. Saat itu juga Hyunah
mendengar suara langkah kaki yang ia yakini itu Haneul. Hyunah sudah
merencanakan hal ini dengan dua temannya, Gayoon dan Jihyun. Dengan
kasar Hyunah kembali menarik punggung Woohyun dan langsung mencium namja
itu. Mata Woohyun terbuka lebar oleh aksi Hyunah. Saat itu juga Haneul
melihat mereka berdua.
-End of Flashback-
Haneul
terlihat resah di atas tempat tidurnya. Ia kembali memikirkan kata-kata
Woohyun. Ia menyambungkannya dengan kejadian yang ia lihat dan ia alami
di pesta tdi. Ia juga menyesal sudah marah-marah tanpa mendengar
penjelasan Woohyun. Ia ingat-ingat posisi Hyunah dan Woohyun saat mereka
berciuman. Hyunahlah yang memegang pundak Woohyun, Woohyun tidak
menyentuh Hyunah sama sekali. Dan lagi, ekspresi Woohyun tidak
menunjukkan kesenangan tapi keterkejutan. Ia juga ingat, dua teman
Hyunah yang menghampirinya. *ini pasti sudah mereka rencanakan* pikir
Haneul. Ia menepuk kepalanya. Air matanya kembali jatuh perlahan.
"Apa
yang sudah kulakukan?"
perlahan Haneul tertidur dengan perasaan
bersalah.
Sinar matahari yang menerobos masuk melalui
jendela kamar, membangunkan Haneul. Ia tersenyum kecil
"Selamat
ulang tahun Haneul." katanya pada diri sendiri. Ia segera bangkit dari
tempat tidurnya lalu menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah
rapi, ia terduduk di ruang tamu. Pertanyaan yang sama terus terulang di
pikiran Haneul. *Apakah Woohyun akan datang hari ini? Setelah kami
bertengkar?*. Ia melihat keluar jendela. Hujan turun dengan deras. Cepat
sekali cuaca berubah, pikirnya.
TOK TOK TOK
Pintu
rumah Haneul diketuk seseorang. Haneul segera berlari ke arah pintu dan
membukanya.
"Oppa!!" pekik Haneul saat melihat Woohyun berdiri di
depan pintunya. Ia segera memeluk oppanya itu. Badan Woohyun terasa
dingin meskipun tidak basah. Haneul tidak bisa merasakan hangat badan
Woohyun seperti kemarin. *Hari ini lebih dingin dari kemarin* batin
Haneul
"Oppa, maafkan aku. Maafkan aku, aku memang bodoh." kata
Haneul hendak menangis lagi. Tapi woohyun lalu tersenyum dan mengelus
pelan kepala Haneul, membuatnya merasa jauh lebih baik. Ia lalu
menggandeng Woohyun masuk. Mereka berdua duduk di sofa. Dengan Woohyun
memeluk Haneul, erat. Mereka tidak bicara, hanya duduk dan berpelukan
seperti itu. Entah kenapa, mata Haneul terasa berat. Lama-kelamaan ia
tertidur di pelukan Woohyun.
"Haneul.."
"Woohyun
oppa, kau kah itu?"
"Iya, Haneul. Kemarilah."
"Kau dimana?"
Haneul tampak mencari sumber suara. Ia kini berada di satu ruangan yang
serba putih, entah dimana
"aku disini." Woohyun tiba-tiba muncul
dihadapan Haneul
"Oppa." Haneul berlari memeluk Woohyun
"Saengil
Chukkae" kata Woohyun sambil menegcup kening Haneul
"Oppa kita
dimana?"
"Dirumahku." jawab Woohyun sambil tersenyum
"Woah,
rumahmu keren." kata haneul terkagum-kagum
"Haneul aku punya
hadiah untukmu." Haneul langsung menoleh ke Woohyun yang semakin
mendekatkan wajahnya. Ia lalu memegang wajah Haneul, dan mereka
berciuman.
"Oh, cuma mimpi." Haneul berkata begitu bangun.
Lalu ia menyentuh bibirnya.
"terasa seperti betulan." ia lalu
tersenyum. Ia sadar, ia tidur di sofa rumahnya.
"Oppa? Oppa? Kau
dimana?" teriaknya mencari Woohyun
DRRT DRRRTT
Handphone
Haneul bergetar. Segera ia angkat telepon yang ternyata dari Sunggyu,
kakak Woohyun.
"Yeobosaeyo."
"Yeobosaeyo. Haneul kau di
mana?" suara sunggyu terdengar panik
"Err.. di rumah. kenapa
oppa?"
"Bisakah kau menuju ke rumah sakit Y sekarang?"
"Bisa,
kenapa oppa?"
"Sudah cepat kesini. kau akan mengert."
"tapi
oppa . . . "
TUUUUUUTTT
Telepon sudah
terputus. Haneul mengernyitkan alisnya. Setelah mengecek ke seluruh
rumah dan tidak menemukan Woohyun, ia segera mengganti bajunya dan
segera ke rumah sakit
"Haneul, kau datang." sambut Sunggyu
terlihat panik.
"Ada apa oppa?"
"Woohyun, woohyun. Dia
kecelakaan."
"Mwo? Hahahaha jangan bercanda oppa."
"Aku
serius. Ia kecelakaan saat akan menuju ke rumahmu."
"Tidak
mungkin. Tadi dia menemuiku." Sunggyu terkejut mendengar omongan Haneul
"Jam
berapa dia datang?"
"Sekitar jam setengah 8."
"Tidak
mungkin. Dia mengalami kecelakaan pukul 7, dan tidak sadarkan diri."
Sunggyu berkata pada dirinya sendiri
"Oppa, kau jangan bercanda.
Di mana dia sekarang?" Haneul menggoncang tubuh Sunggyu
"Aku tidak
bercanda. Dia sekarang ada di UGD, Haneul. Dia kritis." Sunggyu
meyakinkan Haneul
"Tidak mungkin, dia tadi bersamaku.." kata
Haneul sambil berlari menuju UGD.
'Haneul kau tidak boleh masuk."
cegah Sunggyu saat melihat Haneul menuju UGD.
"Tidak oppa, aku
harus memastikannya. Dia pasti bukan Woohyun oppa. Woohyun oppa tadi
bersamaku."
"Kendalikan dirimu Haneul." kini Sunggyu mengoncangkan
badan Haneul. Haneul menangis keras
"Woohyun oppa, Woohyun oppa."
Haneul terus mengulanginya. Sunggyu hanya bisa memeluk yeoja itu. Ia
lalu memapahnya menuju kursi. Di sana tampak ibu Woohyun, terlihat
tegar.
"Doakan dia cepat sadar." kata ibunya kepada Haneul. Haneul
hanya menangis sambil mengangguk. Sunggyu lalu memgeluarkan sebuah
bungkusan ringsek.
"Ini yang hendak ia kadokan padamu."
Haneul
meraihnya dan membuka bungkusan kadonya. Sebuah kalung berbentuk simbol
"INFINITE" sebuah simbol yang menyimbolkan ketidak terbatasan adalah
kado yang hendak di berikan kepada Haneul. Ada juga secarik kertas
bertuliskan :
Aku harap cinta kita seperti kalung itu,
INFINITE
Your "just one and
only" Love , Woohyun ^^
Melihat itu, Haneul
kembali menangis. Ia merasakan penyesalan yang amat dalam. Ia
benar-benar ingin bertemu dengan Woohyun, sekarang. Saat itu juga,
Haneul melihat pintu UGD terbuka. Ia, sunggyu, dan ibunya langsung
berdiri.
"Apa anda ibunya Nam Woohyun?" Mrs. Nam lalu mengangguk.
"Sebelumnya
kami minta maaf Nyonya, kami sudah melakukan sebisa kami, tapi Tuhan
berkehendak lain. Dia lebih memilih mengambil Woohyun daripada . . . . .
" kata-kata dokter itu tidak bisa didengar lagi oleh Haneul. Seluruhnya
menjadi gelap. Kaki Haneul melemah. Sebelum pingsan ia melihat sosok
Woohyun yang tersenyum padanya.
"Woohyun . . ." kata Haneul
sebelum benar-benar pingsan.
-END-
skip to main |
skip to sidebar
Segala hal yang ingin kutulis adalah isi dari blog ini . . . .
Sabtu, 26 Mei 2012
INFINITE LOVE | ONESHOT | NAM WOOHYUN
Diposting oleh
I love Writing, I Love Fan Fics , I Love K-Pop
di
16.28
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
Fan Fiction,
Infinite
Kategori
Follow yuk ^^
Blog Archive
About Me

- I love Writing, I Love Fan Fics , I Love K-Pop
- Cenong, Tembem ^^ Gadis Malang *asal Malang maksudnya* yg punya mimpi buat terbang ke Korea dan menyelesaikan suatu misi penting disana, ngawinin LEE SUNGYEOL, part of happy family, Inspirit Malang, really love writing and reading, but i hate speaking
Diberdayakan oleh Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
0 komentar:
Posting Komentar