Sabtu, 26 Mei 2012

INFINITE LOVE | ONESHOT | NAM WOOHYUN

INFINITE LOVE
Cast : Kim Haneul (OC)
           Nam Woohyun Infinite
           Other Casts
Genre : Romance, Straight, Angst

Hari ini adalah hari yang bahagia untuk Kim Haneul, siswi senior di Wollim High School. Hari ini siswa senior di Woollim HS melaksanakan upacara kelulusan, dan malam harinya pesta kelulusan diselenggarakan di sekolah, secara formal. Apa yang membuat Haneul senang hari ini adalah, selain dia lulus di tahun terakhir SMAnya , ia juga akan menghadiri pesta kelulusan dengan namja yang sangat dicintainya, namja yang spesial, namjachingunya, Nam Woohyun.



Sejak sore, ia sudah berada di depan cermin, padahal pesta baru dimulai pukul 7 malam. Setelah mencoba berbagai macam pakaian, ia putuskan untuk memakai mini dress berwarna merah yang dilengkapi bolero bulu berwarna putih. Cuaca diluar cukup dingin, dengan bolero yang cukup hangat mungkin bisa mengurangi rasa dingin itu, pikir Haneul.Kini ia mulai merias wajahnya. Ia ingin tampil secantik mungkin di hadapan pacarnya. Ia memilih make up natural malam itu. Ia tersenyum melihat bayangan dirinya di depan cermin.
"Haneul, Woohyun sudah datang." teriak umma Haneul dari arah ruang tamu. Haneul melirik ke arah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7.
*woah, cepat sekali waktu berlalu* pikir Haneul sambil memakai high heels merah yang cocok dengan dressnya. Ia menghela nafas sebelum membuka pintu kamarnya. Ia berjalan pelan menunggu reaksi dari umma, appa dan . . . . Woohyun.

Di sisi lain, Woohyun langsung menoleh ke arah kamar Haneul saat ia dengar pintu kamar terbuka. Matanya terbuka lebar melihat yeoja chingunya yang memakai mini dress warna merah itu. Ia melihat ke wajah Haneul yang tersenyum. Woohyun ikut tersenyum.
"Kau cantik sekali.." Woohyun berkata tulus saat Haneul sudah ada di depannya. Pipi Haneul langsung merona merah.
"Kau juga sangat tampan" balas Haneul sambil tersenyum. Woohyun tampak mengenakan setelan jas hitam malam itu, dengan poni yang dibiarkan menutupi dahinya. Ia mengulurkan lengannya ke Haneul, dan disambut dengan Haneul yang melingkarkan lengan ke lengan Woohyun.
"Mr. Kim, Mrs. Kim , ijinkan aku membawa keluar anakmu. Akan kujaga dia baik-baik." kata Woohyun sambil membungkukkan badan ke arah orang tua  Haneul yang tertawa mendengar Woohyun bicara seperti itu.
"Eh, kenapa kau ikut membungkuk?" tanya Woohyun pada Haneul
"Tanganku menggandeng tanganmu... jadi ya... bagaimana lagi hehe.." kata Haneul disambut usapan kecil Woohyun di kepalanya.
"Ehm, Woohyun-ah, bisakan kau yang mengantar Haneul pulang nanti? Kami berdua tidak akan ada dirumah. Kami harus pergi keluar kota. Mungkin baru pulang besok sore." kata umma Haneul. Saat itu juga Haneul cemberut.
"Padahal besok kan ulang tahunku." katanya sambil menunduk. Lalu ia rasakan punggung tangannya disgosok perlahan oleh Woohyun. Haneul tersenyum *itu berarti aku besok hanya akan merayakan ulang tahunku bersama Woohyun oppa* .
"Ne, aku akan mengantarnya pulang malam ini. Aku akan menjaganya, seperti aku menjaga diriku sendiri. Em, tapi, apa perlu aku menemaninya tidur juga malam ini?" Woohyun bertanya menggoda. Haneul mencubit pelan lengan woohyun. Kedua orang tua Haneul tertawa. "Aku hanya bercanda. Kami berangkat dulu." kata Woohyun cepat, lalu mereka berdua keluar rumah. Angin dingin menerpa tubuh Haneul. Ia bergidik pelan.
"Pakai ini." Woohyun memakaikan jasnya ke tubuh Haneul
"Tapi kau akan kedinginan." kata Haneul hendak mengembalikan jas itu
"Aku membawa jaket hehehehe" kata Woohyun yang disambut senyum kecut Haneul. "Dasar.." katanya pelan
"Kau tidak apa-apa kan naik motor?" Woohyun bertanya. Haneul mengangguk. Saat Woohyun sudah ada di atas motor, Haneul bergegas menaikinya.
"Pegangan yang erat, chagi."
Haneul pun langsung melingkarkan tangannya ke perut Woohyun dan Woohyun langsung memacu motornya. Meskipun udara dingin, tapi Haneul hanya merasa hangat disekujur tubuhnya. *berkat oppa* batin Haneul seraya tersenyum.

"Yak, kita sampai." kata Woohyun begitu sampai di parkiran sekolah. Haneul melepas helm dan jas Woohyun yang langsung dipakai oleh Woohyun. Haneul merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan tertiup angin. Woohyun langsung mengenggam tangan Haneul dan mereka berdua memasuki aula tempat pesta berlangsung. Puluhan pasang mata langsung mengarahkan pandangan begitu Haneul dan Woohyun memasuki aula. Memang mereka berdua tampak begitu mencolok dan serasi. Tidak lama kemudian pesta dimulai, setelah kepala sekolah menyampaikan selamat kepada para senior yang mampu menyelesaikan tahun-tahun mereka di Woollim HS dengan baik.

Woohyun langsung membawa Haneul ke tengah lantai dansa. Saat mereka berdua menari, sekelompok yeoja memandangi dengan sinis.
"Oppa, aku capek." kata Haneul
"Baiklah, kita istirahat dulu." jawab Woohyun yang lalu membawa Haneul duduk di pinggir aula. Ia sendiri lalu mengambil minum untuk dirinya dan Haneul.
"Hai tampan ~" suara seorang yeoja mengagetkan Woohyun. Kim Hyunah, yeoja yang terkenal sebagai playgirl di Woollim HS itu sudah berdiri di depan Woohyun dengan senyum nakal. Woohyun hanya melihatnya sebentar lalu kembali menuangkan minuman ke gelasnya.
"Kau sangat tampan hari ini, Nam Woohyun." kini Hyunah lebih dekat dengan Woohyun dan menyentuh kerah bajunya. Tangan Hyunah langsung di tepis oleh Woohyun
"Jangan sentuh aku." kata Woohyun dingin sambil mencuri pandang ke arah Haneul. Hyunah ikut melihat Haneul lalu tersenyum licik.
"Aku yakin Haneul tidak keberatan jika aku "sedikit" menyentuhmu." Hyunah kembali berkata sambi berusaha menyentuh pipi Woohyun. Tapi Woohyun menghindar dan kembali ke tempat Haneul. Hyunah tertawa ditempatnya.
*lihat saja nanti, Nam Woohyun. Kim Haneul, sebaiknya jaga pacarmu baik-baik.* batin Hyunah lalu pergi ke gengnya.

Yang Woohyun tidak tahu, Haneul dari tadi memperhatikan Hyunah saat ia mendekati namjanya itu. Ia tidak tahan melihat Hyunah yang menyentuh Woohyun seperti tadi. Ia segera menolehkan pandangannya ke arah lain. Dalam hati ia yakin, Woohyun bukanlah orang yang gampang tergoda oleh rayuan gadis macam Hyunah.

"Chagi, aku ke kamar mandi dulu." kata Woohyun meninggalkan Haneul sendiri. Begitu Woohyun pergi, 2 orang yeoja yang dikenal Haneul bernama Nam Jihyun dan Heo Gayoon mendekatinya. Dua orang itu adalah teman Hyunah
"Jadi. . . . kau yeoja bernama Kim Haneul itu?" kata Gayoon sambil memainkan rambut Haneul. Haneul langsung menepis tangannya
"Ya. Apa masalah kalian?" pertanyaan Haneul disambut tawa keduanya
"Kami tidak ada masalah denganmu, kami hanya ingin mengingatkanmu." kata Jihyun tajam
"Kami sudah mengenal Woohyun sejak lama, dia tidak sebaik yang kau kenal. Dia hanyalah playboy yang suka mempermainkan wanita." sambung Jihyun. Haneul hanya tersenyum sinis.
"Kalian kira aku akan percaya omongan kalian? Kalian kira aku semudah itu tertipu? Tidak mungkin! Aku yakin Woohyun oppa bukan seperti yang kalian bicarakan!" mereka berdua kembali tertawa
"Kasihan sekali kau Haneul. Yeoja innocent sepertimu adalah sasaran empuk bagi namja macam Woohyun." kata Gayoon. Ia dan Jihyun lalu pergi meninggalkan Haneul yang masih kesal. Tapi kemudian Jihyun berbalik
"Kami sudah mengingatkanmu Haneul. Jangan menyesal jika terjadi sesuatu."

Mau tidak mau perkataan dua orang yeoja itu membuat Haneul tidak tenang. Ia bergegas menuju arah kamar mandi. Perasaannya bertambah tidak enak begitu ia melewati sebuah lorong yang menuju kamar mandi. Dan benar saja. Ia langsung kaku melihat pemandangan di depannya. Woohyun ada di depan kamar mandi, berciuman dengan seorang yeoja, Kim Hyunah. Ia langsung menutupi kedua mulutnya. Air mata sudah berkumpul dimatanya
"Ha..neul.." woohyun langsung mendorong Hyunah menjauhinya
"I..ini tidak seperti yang kau pikirkan."
PLAKK
Haneul mendaratkan tamparannya ke pipi Woohyun lalu berlari keluar. Woohyun melihat ke arah Hyunah dengan tatapan jijik, lalu berlari menyusul Haneul.
"Haneul, tunggu!" Woohyun meraih punggung Haneul dan membuatnya menoleh ke arahnya.
"Lepaskan aku!" Haneul berontak
"Haneul dengarkan penjelasanku."
"TIDAK ADA YANG PERLU DIJELASKAN." teriak Haneul lalu ia langsung mencegat taksi yang membawanya pulang. Woohyun, tidak tinggal diam. Ia segera pergi ke motornya, dan pergi ke rumah Haneul.

Di dalam taksi, Haneul hanya bisa menangis. Sebenarnya dari dulu Haneul tau kalau Woohyun seorang playboy. Tapi ia sudah berjanji pada Haneul untuk berubah saat ia menyatakan perasaanya pada Haneul. Haneul pun tidak begitu saja menerimanya. Butuh waktu setahun lebih bagi Woohyun untuk mendekati Haneul sebelum mereka benar-benar resmi menjadi sepasang kekasih . Haneul pikir, Woohyun sudah benar-benar berubah. Tapi kejadian tadi benar-benar membuatnya terluka.

Ketika ia sampai di rumahnya, Woohyun sudah ada di teras rumahnya. Haneul cepat-cepat menuju pintu tanpa melihat Woohyun
"haneul dengarkan dulu." pinta Woohyun tapi tidak ditanggapi oleh Haneul. Woohyun kembali mencengkeram lengan Haneul untuk memberinya penjelasan.
"Brengsek! Lepaskan aku! Kau memang tidak bisa dipercaya Nam Woohyun!" bentak Haneul
"Paling tidak dengarkan aku dulu." Woohyun balas membentak. Ia cukup kesal karena pacarnya sendiri tidak mau mendengarkan penjelasannya.
"Aku tidak perlu mendengarkan, aku sudah melihatnya."
"Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Hyunah tiba-tiba menciumku dan aku ....."
"Kau apa? Kau terlihat menikmatinya? Benar kan? Kau begitu menikmatinya."
"Ya Tuhan Haneul, tidak bisakah kau berhenti menyelaku dan biarkan aku menjelaskannya?! Saat aku keluar dari kamar mandi Hyunah sudah ada di sana dan dia langsung menciumku"
"Tidak bisakah kau mendorongnya? Kenapa kau biarkan dia menciummu?!!"
"Aku mendorongnya Haneul. Kau tadi lihat kan. AKU MENDORONGNYA!!"
Mereka berdua malah terlibat dalam pertengkaran. Haneul masih saja tidak bisa percaya pada omongan Woohyun, dan Woohyun juga menanggapinya dengan emosi karena Haneul tak kunjung mempercayainya.
"Baiklah! AKu pergi dulu! Kau harus menenangkan dirimu Haneul!" kata Woohyun memotong pertengkaran mereka dan berlalu ke motornya
"Ya, pergi saja! Pergi saja setelah membuatku sakit seperti ini!" Haneul berkata pelan sambil masuk ke rumahnya. Ditutupnya pintu dengan keras. Dan ia terduduk bersandar di pintu. Air mata kembali mengucur dari mata Haneul. *Kenapa kau harus merusak hari ini, Kim Hyunah?*

-Flashback-
Woohyun selesai dengan urusannya di kamar mandi. Sekali lagi ia memeriksa dirinya di cermin lalu tersenyum. Ia ingin cepat-cepat keluar untuk menemui Haneul. Tapi begitu pintu kamar mandi dibuka, Hyunah sudah ada di depannya dan menarik jas Woohyun. Ia menyandarkan namja itu di dinding luar kamar mandi.
"Apa yang kau lakukan Hyunah??" bentak Woohyun
"Aku hanya ingin kita seperti dulu, kau tau, melakukan hal yang menyenangkan seperti dulu lagi." hyunah berkata menggoda sambil menyentuh pipi Woohyun. Tangan hyunah langsung ditepisnya. Memang benar dulu Woohyun dan Hyunah sempat berpacaran,tapi dulu. Sekarang Woohyun benar-benar hilang rasa padanya. Apalagi melihat kelakuan Hyunah yang selalu menggoda seiap namja yang lewat.
"Jangan harap, Hyunah. Sekarang aku sudah punya Haneul yang jauh lebih baik darimu." Woohyun hendak melangkah pergi. Saat itu juga Hyunah mendengar suara langkah kaki yang ia yakini itu Haneul. Hyunah sudah merencanakan hal ini dengan dua temannya, Gayoon dan Jihyun. Dengan kasar Hyunah kembali menarik punggung Woohyun dan langsung mencium namja itu. Mata Woohyun terbuka lebar oleh aksi Hyunah. Saat itu juga Haneul melihat mereka berdua.
-End of Flashback-

Haneul terlihat resah di atas tempat tidurnya. Ia kembali memikirkan kata-kata Woohyun. Ia menyambungkannya dengan kejadian yang ia lihat dan ia alami di pesta tdi. Ia juga menyesal sudah marah-marah tanpa mendengar penjelasan Woohyun. Ia ingat-ingat posisi Hyunah dan Woohyun saat mereka berciuman. Hyunahlah yang memegang pundak Woohyun, Woohyun tidak menyentuh Hyunah sama sekali. Dan lagi, ekspresi Woohyun tidak menunjukkan kesenangan tapi keterkejutan. Ia juga ingat, dua teman Hyunah yang menghampirinya. *ini pasti sudah mereka rencanakan* pikir Haneul. Ia menepuk kepalanya. Air matanya kembali jatuh perlahan.
"Apa yang sudah kulakukan?"
perlahan Haneul tertidur dengan perasaan bersalah.

Sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendela kamar, membangunkan Haneul. Ia tersenyum kecil
"Selamat ulang tahun Haneul." katanya pada diri sendiri. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya lalu menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah rapi, ia terduduk di ruang tamu. Pertanyaan yang sama terus terulang di pikiran Haneul. *Apakah Woohyun akan datang hari ini? Setelah kami bertengkar?*. Ia melihat keluar jendela. Hujan turun dengan deras. Cepat sekali cuaca berubah, pikirnya.
TOK TOK TOK
Pintu rumah Haneul diketuk seseorang. Haneul segera berlari ke arah pintu dan membukanya.
"Oppa!!" pekik Haneul saat melihat Woohyun berdiri di depan pintunya. Ia segera memeluk oppanya itu. Badan Woohyun terasa dingin meskipun tidak basah. Haneul tidak bisa merasakan hangat badan Woohyun seperti kemarin. *Hari ini lebih dingin dari kemarin* batin Haneul
"Oppa, maafkan aku. Maafkan aku, aku memang bodoh." kata Haneul hendak menangis lagi. Tapi woohyun lalu tersenyum dan mengelus pelan kepala Haneul, membuatnya merasa jauh lebih baik. Ia lalu menggandeng Woohyun masuk. Mereka berdua duduk di sofa. Dengan Woohyun memeluk Haneul, erat. Mereka tidak bicara, hanya duduk dan berpelukan seperti itu. Entah kenapa, mata Haneul terasa berat. Lama-kelamaan ia tertidur di pelukan Woohyun.

"Haneul.."
"Woohyun oppa, kau kah itu?"
"Iya, Haneul. Kemarilah."
"Kau dimana?" Haneul tampak mencari sumber suara. Ia kini berada di satu ruangan yang serba putih, entah dimana
"aku disini." Woohyun tiba-tiba muncul dihadapan Haneul
"Oppa." Haneul berlari memeluk Woohyun
"Saengil Chukkae" kata Woohyun sambil menegcup kening Haneul
"Oppa kita dimana?"
"Dirumahku." jawab Woohyun sambil tersenyum
"Woah, rumahmu keren." kata haneul terkagum-kagum
"Haneul aku punya hadiah untukmu." Haneul langsung menoleh ke Woohyun yang semakin mendekatkan wajahnya. Ia lalu memegang wajah Haneul, dan mereka berciuman.

"Oh, cuma mimpi." Haneul berkata begitu bangun. Lalu ia menyentuh bibirnya.
"terasa seperti betulan." ia lalu tersenyum. Ia sadar, ia tidur di sofa rumahnya.
"Oppa? Oppa? Kau dimana?" teriaknya mencari Woohyun
DRRT DRRRTT
Handphone Haneul bergetar. Segera ia angkat telepon yang ternyata dari Sunggyu, kakak Woohyun.
"Yeobosaeyo."
"Yeobosaeyo. Haneul kau di mana?" suara sunggyu terdengar panik
"Err.. di rumah. kenapa oppa?"
"Bisakah kau menuju ke rumah sakit Y sekarang?"
"Bisa, kenapa oppa?"
"Sudah cepat kesini. kau akan mengert."
"tapi oppa . . . "
TUUUUUUTTT
Telepon sudah terputus. Haneul mengernyitkan alisnya. Setelah mengecek ke seluruh rumah dan tidak menemukan Woohyun, ia segera mengganti bajunya dan segera ke rumah sakit

"Haneul, kau datang." sambut Sunggyu terlihat panik.
"Ada apa oppa?"
"Woohyun, woohyun. Dia kecelakaan."
"Mwo? Hahahaha jangan bercanda oppa."
"Aku serius. Ia kecelakaan saat akan menuju ke rumahmu."
"Tidak mungkin. Tadi dia menemuiku." Sunggyu terkejut mendengar omongan Haneul
"Jam berapa dia datang?"
"Sekitar jam setengah 8."
"Tidak mungkin. Dia mengalami kecelakaan pukul 7, dan tidak sadarkan diri." Sunggyu berkata pada dirinya sendiri
"Oppa, kau jangan bercanda. Di mana dia sekarang?" Haneul menggoncang tubuh Sunggyu
"Aku tidak bercanda. Dia sekarang ada di UGD, Haneul. Dia kritis." Sunggyu meyakinkan Haneul
"Tidak mungkin, dia tadi bersamaku.." kata Haneul sambil berlari menuju UGD.
'Haneul kau tidak boleh masuk." cegah Sunggyu saat melihat Haneul menuju UGD.
"Tidak oppa, aku harus memastikannya. Dia pasti bukan Woohyun oppa. Woohyun oppa tadi bersamaku."
"Kendalikan dirimu Haneul." kini Sunggyu mengoncangkan badan Haneul. Haneul menangis keras
"Woohyun oppa, Woohyun oppa." Haneul terus mengulanginya. Sunggyu hanya bisa memeluk yeoja itu. Ia lalu memapahnya menuju kursi. Di sana tampak ibu Woohyun, terlihat tegar.
"Doakan dia cepat sadar." kata ibunya kepada Haneul. Haneul hanya menangis sambil mengangguk. Sunggyu lalu memgeluarkan sebuah bungkusan ringsek.
"Ini yang hendak ia kadokan padamu."
Haneul meraihnya dan membuka bungkusan kadonya. Sebuah kalung berbentuk simbol "INFINITE" sebuah simbol yang menyimbolkan ketidak terbatasan adalah kado yang hendak di berikan kepada Haneul. Ada juga secarik kertas bertuliskan :
Aku harap cinta kita seperti kalung itu, INFINITE

Your "just one and only" Love , Woohyun ^^

Melihat itu, Haneul kembali menangis. Ia merasakan penyesalan yang amat dalam. Ia benar-benar ingin bertemu dengan Woohyun, sekarang. Saat itu juga, Haneul melihat pintu UGD terbuka. Ia, sunggyu, dan ibunya langsung berdiri.
"Apa anda ibunya Nam Woohyun?" Mrs. Nam lalu mengangguk.
"Sebelumnya kami minta maaf Nyonya, kami sudah melakukan sebisa kami, tapi Tuhan berkehendak lain. Dia lebih memilih mengambil Woohyun daripada . . . . . " kata-kata dokter itu tidak bisa didengar lagi oleh Haneul. Seluruhnya menjadi gelap. Kaki Haneul melemah. Sebelum pingsan ia melihat sosok Woohyun yang tersenyum padanya.
"Woohyun . . ." kata Haneul sebelum benar-benar pingsan. 
 -END-

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Writing and My World. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver